Kamis, 11 November 2010

Arab Saudi: Jemaah Haji Indonesia Paling Santun__&Pengidap HIV/AIDS Tertinggi Kalangan Ibu Rumah Tangga__&Pengamat: Indonesia Sudah Saatnya Gunakan Energi Nuklir

Arab Saudi: Jemaah Haji Indonesia Paling Santun


Arab Saudi: Jemaah Haji Indonesia Paling Santun
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kerajaan Arab Saudi memberikan penghargaan tinggi kepada jemaah haji Indonesia karena mereka dianggap paling santun dan sabar dalam melaksanakan rukun Islam kelima di tanah suci.
"Karenanya, jemaah haji Indonesia dapat menjadi contoh bagi jemaah dari negara-negara lain sehingga pelaksanaan ibadah haji di tanah suci itu dapat berjalan dengan sebaik-baiknya," kata Dubes Arab Saudi Abdulrahman Mohammed Amen Al-Khayyat kepada wartawan di Jakarta, Kamis malam.
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi juga telah meningkatkan pelayanan bagi jemaah haji Inonesia sejak pengurusan visa hingga pelayanan transportasi, kesehatan dan keamanan hingga saat mereka melaksanakan ibadah haji, kata Abdulrahman.
Dalam hal transportasi, dia mengakui adanya "sedikit keterlambatan" keberangkatan pesawat Saudi Airlines yang membawa jemaah haji Indonesia ke tanah suci akibat sejumlah faktor, termasuk dampak debu vulkanik letusan Gunung Merapi.
"Keterlambatan itu masih sebatas kewajaran dan yang paling penting adalah Saudi Airlines dapat membawa jemaah haji Indonesia sampai ke tujuan dengan selamat pada waktu yang tepat," katanya.
Pada kesempatan itu, atas nama pemerintah Kerajaan Arab Saudi, Abdulrahman juga menyampaikan belasungkawa kepada pemerintah dan rakyat Indonesia terutama para korban bencana Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, serta tsunami di Mentawai, Sumatra Barat.
"Kami mendoakan para keluarga korban bencana alam di Indonesia agar mereka tetap kuat dan sabar dalam menghadapi musibah tersebut," katanya.
Pelayanan haji meningkat
Berkaitan dengan pelayanan ibadah haji, Dubes mengatakan, pemerintahnya terus berupaya meningkatkan pelayanan di berbagai aspek dengan memaksimalkan semua upaya dan potensi yang dimiliki tahun ini.
"Upaya yang terselenggara atas izin Allah SWT ini mendapat arahan langsung dari Yang Mulia Pelayan Dua Kota Suci Raja Abdullah bin Abdul Aziz Al-Suud, Putra Mahkota Pangeran Sultahn bin Abdul Aziz, Ketua Komite Tertinggi Haji yang jua menteri Dalam Negeri Pangeran Nayif bin Abdul Aziz dan Gubernur Makkah Pangeran Khalid Al-Faishal," katanya.
Pelayanan bagi jemaah haji pada tahun ini meningkat pesat, dan pemerintah Arab Saudi akan terus berupaya meningkatkan pelayanan bagi para tamu Allah dari seluruh dunia, termasuk Indonesia, ini.
"Upaya ini tidak terlepas dari kerja sama yang intensif dan dukungan yang terbina baik dengan pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen (Kementerian) Agama," katanya.
Peningkatan pelayanan ini tercermin dari berbagai langkah yang telah ditempuh antara lain perluasan areal masjidil haram, peningkatan keamanan, pelayanan dan fasilitas umum seperti transportasi, tempat tinggal di samping jembatan berlantai lima untuk melempar jumrah di Jamarat Mina, pelayanan baru kesehatan secara gratis serta dikerahkannya 15 helikopter pemantau.

Pengidap HIV/AIDS Tertinggi Kalangan Ibu Rumah Tangga

Pengidap HIV/AIDS Tertinggi Kalangan Ibu Rumah Tangga
Surabaya (ANTARA) - Pengidap penyakit menular HIV/AIDS di Kota Surabaya berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya diketahui paling tinggi dialami kalangan ibu rumah tangga.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kota Surabaya, Ponco Nugroho, Kamis, mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun petugas Dinkes Surabaya, sampai bulan Juni 2010 penderita HIV/ AIDS di Surabaya mencapai 220 orang.
"Angka tersebut terus bertambah, dan sampai September 2010 menjadi 547 orang. Dari jumlah tersebut sedikitnya 16 pengidap telah meninggal dunia," katanya.
Menurut dia, angka pengidap HIV/AIDS di Surabaya tersebut saat ini bukan lagi didominasi oleh para pekerja seks komersial (PSK), melainkan justru berasal dari kalangan ibu rumah tangga.
Selama tahun 2010, pengidap HIV/AIDS dari kalangan ibu rumah tangga sebanyak 70 orang dengan rincian 39 orang di antaranya terinfeksi virus HIV dan 31 orang lainnya dinyatakan positif AIDS.
Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka tersebut mengalami peningkatan. Sebab pada tahun 2009, kalangan ibu rumah tangga yang terjangkit HIV/AIDS hanya 63 orang.
"Tapi kita belum bisa menyebutkan jumlahnya naik karena tahun 2010 belum habis," katanya.
Kemudian, terbanyak kedua pengidap HIV/AIDS berasal dari kalangan PSK, yakni dengan 63 penderita dengan rincian 60 PSK baru terinfeksi dan 3 sisinya dinyatakan positif HIV.
Selain para PSK dan ibu rumah tangga, virus mematikan tersebut juga sudah menjangkiti kalangan TNI / POLRI, mahasiswa, wiraswasta dan paramedis.
Di Surabaya tercatat ada 13 anggota TNI/POLRI yang mengidap HIV/AIDS, dimana empat di antaranya telah positif AIDS. Lalu, dari kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) ada tiga orang dinyatakan terjangkit HIV/AIDS, dan sembilan orang penderita lainnya dari kalangan mahasiswa.
Ponco menjelaskan, semakin tingginya jumlah pengidap HIV/AIDS yang terdeteksi tidak lepas dari kesadaran masyarakat sendiri. Sekarang ini minat masyarakat yang mengunjungi "Vlontare Conseling and Testing" (VCT) di tiga puskesmas kecamatan untuk pendeteksian dini semakin tinggi.
"Ini juga keberhasilan petugas dalam melakukan deteksi dini," ujarnya.
Terkait masalah penularan, banyak faktor yang menyebabkan penularan HIV/AIDS. Namun, yang paling dominan adalah perilaku masyarakat sendiri yang sering berganti-ganti pasangan dan pemakaian narkoba. "Kedua faktor itu merupakan faktor utama terjangkitnya virus," katanya.

Pengamat: Indonesia Sudah Saatnya Gunakan Energi Nuklir

Jakarta (ANTARA) - Pengamat intelijen Wawan H Purwanto mengatakan, Indonesia sudah saatnya menggunakan energi nuklir untuk pemenuhan kebutuhan energi di masa depan.
"Makin ke depan energi nuklir selain ramah lingkungan juga efisien, dan murah," kata Wawan di Jakarta, Kamis.
Oleh karena itu, Wawan berharap penggunaan energi nuklir, khususnya sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia bisa dijalankan sesuai jadwal yang ditetapkan.
Seperti diketahui, DPR dalam UU No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 tercantum ketentuan bahwa PLTN pertama akan beroperasi antara tahun 2015 dan 2019.
"Kita ingin penggunaan energi nuklir ini bisa terwujud sesuai waktu yang dijadwalkan," kata Wawan.
Terkait adanya penolakan terhadap pengembangan energi nuklir di Indonesia, menurut Wawan, merupakan hal yang wajar. Di negara maju yang sudah menerapkan energi nuklir pun masih terdapat masyarakat yang menentang.
"Resistensi selalu ada, bahkan di negara yang sekarang sudah memakai energi nuklir," katanya.
Yang penting, lanjutnya, ada transparansi didalam pembangunan dan pengelolaan pembangkit nuklir tersebut, serta perlu diberikan penjelasan yang memadai kepada masyarakat.
Soal kekhawatiran dampak yang ditimbulkan, Wawan mengatakan, sebenarnya semakin ke sini teknologi nuklir semakin canggih dengan tingkat keamanan yang semakin tinggi, sehingga tidak perlu dikhawatirkan.
"Jepang saja, yang dulu menjadi korban bom atom, kini giat mengembangkan nuklir untuk kehidupan. Korsel maju pesat setelah mengembangkan energi ini. Kita harus mengejar ketertinggalan," katanya.
Dikatakannya, tiga reaktor nuklir di Indonesia, yakni di Serpong, Bandung, dan Yogyakarta terbukti aman-aman saja hingga saat ini, padahal teknologi nuklir terkini jauh lebih maju dari teknologi yang ada di tiga reaktor tersebut.
"Reaktor nuklir di Yogyakarta aman saja meski ada gempa, tak terjadi sesuatu seperti yang digambarkan dalam tragedi Chernobyl di Rusia," katanya.
Menurutnya, pembicaraan antara Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama tentang energi bisa diarahkan untuk pengembangan energi nuklir di Tanah Air.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar