UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING PERSUSUAN NASIONAL
MELALUI GERAKAN REVOLUSI PUTIH
Oleh : Teguh Boediyana
- Usaha peternakan sapi perah
khususnya dan persusuan nasional umumnya tidaklah dapat diabaikan perannya
dalam kehidupan bangsa Indonesia, karena mempunyai dimensi yang cukup
luas. Pada satu sisi, usaha peternakan sapi perah dan persusuan nasional dapat
merupakan salah satu sarana untuk mencegah terjadinya lost generation dari
bangsa kita (khususnya bagi generasi muda) akibat kekurangan asupan
protein. Sangat memprihatinkan bahwa berdasarkan data UNDP, setelah diukur
dengan HDI, bangsa Indonesia menduduki peringkat ke 110 dan berada di
bawah Vietnam. Pada sisi lain usaha peternakan sapi perah merupakan salah
satu usaha di bidang pertanian yang besar perannya dalam menopang
perekonomian nasional dan sebagai penyedia lapangan kerja.
- Beberapa kondisi faktual yang
berkaitan dengan peternakan sapi perah di tanah air kita antara lain :
·
Susu segar
dihasilkan para peternak sapi perah di sentra-sentra produksi seperti di Jawa
Timur (Pasuruan, Malang, Blitar, Mojokerto, Probolinggo, Kediri, dsb), Jawa
Tengah (Boyolali, Klaten, Salatiga, Purwokerto), Jogjakarta, Jawa Barat
(Kabupaten Garut, Bandung, Bogor, Sukabumi, Sumedang, dsb) dan DKI Jakarta.
Secara keseluruhan produksi susu segar dari sentra produksi tersebut sekitar
1,2 juta liter/hari senilai sekitar Rp. 3 Milyar/hari atau sekitar Rp. 1,1
Triliun per tahun. Dengan adanya putaran uang sebesar tersebut telah mampu
menggerakkan perekonomian di pedesaan di sentra produksi dan sekitarnya
termasuk dalam hal penyerapan tenaga kerja.
·
Terdapat
sekitar 300.000 sapi perah (yang diyakini memiliki potensi genetik yang cukup
bagus) yang dipelihara oleh sekitar 100 ribu peternak sapi perah dengan tingkat
pemilikan sapi perah sekitar rata-rata 2 – 4 ekor yang tersebar di sentra
produksi tersebut diatas.
·
Susu segar
yang dihasilkan para peternak hampir 95 % dipasarkan ke Industri Pengolahan
Susu dan digunakan sebagai bahan baku industri mereka. IPS yang membeli susu
segar sebagai bahan baku antara lain : P.T Nestle dan P.T Green Field di Jawa
Timur (menyerap sekitar 550 ton/hari), dan P.T Frieshe Vlag Indonesia,
P.T Indomilk, P.T Ultra Jaya, P.T Indolakto,. P.T Sari Husada, yang
menyerap sekitar 500 ton per hari.
·
Setelah
ditandatanganinya LOI antara IMF dan Pemerintah Indonesia , maka kebijakan
proteksi penyerapan susu segar oleh IPS dan perlindungan harga
dihapuskan. Dengan demikian sekarang ini pemasaran susu ke IPS tanpa
perlindungan peraturan perundangan dan menempatkan peternak sapi ataupun
koperasi pada posisi tawar yang lemah. Dari segi ini saat ini peternak menerima
pembayaran susu yang tidak seimbang dengan biaya produksi. Faktor inilah
yang antara lain menyebabkan terjadinya kondisi stagnant produksi susu segar
dalam negeri karena iklimnya kurang kondusif bagi peternak. Sebelum bulan Mei
2007, peternak hanya menerima sekitar Rp. 1600,-/liter – Rp. 1.700,- dengan
kualitas standard 12 % Total Solid ). Padahal harga susu setara 1 liter susu
segar dipasar mencapai angka diatas Rp. 7.000,- (antara Rp. 7.000 - Rp.
15.000). Tiga bulan terakhir ini terdapat kenaikan harga jual susu segar.
Dengan kualitas 12,5 % TS dan TPC dibawah 1 juta, di Jawa Timur harga Rp
2700, sedangkan di Jawa Barat harga sekitar Rp. 3100,-
·
Produksi
susu segar dalam negeri diperkirakan andil sekitar 25 % dari kebutuhan susu
nasional (dengan tingkat konsumsi sekitar 6 liter/kapita/ tahun). Dengan
demikian, kebutuhan susu nasional sebagian terbesar masih dipenuhi dari susu
impor baik sebagai bahan baku ataupun sebagai produk olahan (finished
products).
3. Kondisi faktual ditinjau dari aspek konsumsi susu
bangsa Indonesia yang menjadi kunci dalam pemasaran susu yang dihasilkan para
peternak adalah sebagai beikut :
·
Berdasarkan
data yang ada di BPS yang bersumber dari Departemen Pertanian, saat ini
konsumsi susu per akpita bangsa Indonesia masih sekitar 6 Liter/kapita/tahun.
Angka ini sangat rendah dibandingkan dengan negara kita seperti Malaysia
yang sudah mencapai diatas 20 Liter/tahun, India sekitar 45 liter (target
88 liter per kapita/tahun ), Vietnam diatas 10 liter. Terlebih negara maju yang
umumnya diatas 100 liter/kapita per tahun. Dengan data angka ini menunjukkan
betapa rendahnya konsumsi protein hewani yang berasal dari susu dari bangsa
kita.
·
Disamping
masih rendahnya angka konsumsi per kapita/tahun, apabila ditelusuri ternyata
bahwa hampir 80 persen susu yang dipasok (sekitar setara 4 juta liter setara
susu segar per hari) dikonsumsi oleh masyarakat perkotaan khususnya masyarakat
menengah ke atas. Dengan demikian terjadi kesenjangan yang sangat besar
antara masyarakat kota dan pedesaan serta tingkat pendapatan rendah dan tinggi.
Apabila dikaji lebih mendalam, konsumsi riil susu dari keluarga yang mampu
mungkin di atas 50 liter/kapita/tahun.
·
Dapat
dipahami apabila masyarakat bawah tidak mampu membeli susu yang umumnya berasal
dari Industri Pengolahan Susu berupa berbagai produk susu seperti susu cair
sterilisasi, susu bubuk, susu kental manis dsb karena harganya yang sangat
tinggi. Rata-rata harga susu di pasaran per liter setara susu segar adalah diatas
Rp. 8.000,- Untuk susu cair steril harga setara susu segar saat ini mencapai
sekitar Rp. 10.000. Bangsa kita harus menggunakan jumlah uang yang sama dengan
bangsa lain di negara maju untuk mengkonsumsi 1 (satu) liter susu. Padahal
tingkat pendapatan sangat jauh berbeda. Oleh karena itu, dipastikan bahwa yang
mampu mengkonsumsi susu di negara kita adalah masyarakat berpendapatan tinggi.
4. Kondisi faktual lain berkaitan dengan usaha sapi
perah di tanah air adalah keberadaan badan usaha koperasi yang menjadi wadah
dari peternak sapi perah. Beberapa catatan tentang koperasi susu yang ada
adalah sebagai beikut :
·
Terdapat
sekitar 90 koperasi susu primer yang ada di Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jogjakarta, DKI Jakarta, dan Jawa Timur. Selain koperasi primer (dimana
beranggotakan para peternak), terdapat koperasi sekunder di masing-masing
propinsi, dan 1 (satu) Koperasi sekunder tingkat nasional.
·
Fungsi utama
koperasi susu adalah melayani anggota dalam mengembangkan usaha peternakan sapi
perah. Pelayanan yang diberikan koperasi antara lain penyediaan pakan sapi,
pelayanan kesehatan dan reproduksi sapi, pemasaran. Untuk kegiatan pemasaran
inilah yang sebagaim kunci peran koperasi karena susu yang mudah rudak.
Koperasi susu umumnya telah memiliki peralatan untuk pengawetan susu
berupa cooling unit, tanki susu, sarana penampungan susu dsb yang
keseluruhannya membutuhkan perawatan khusus dan teknologi.
·
Dari
koperasi yang ada, sebagian telah memiliki mesin untuk memproses susu menjadi
susu pasteurisasi, susu cair steril, yoghurt. Di Jawa Timur dan Jawa Barat
sebagian kecil koperasi primer memproses susu pasteurisasi dan dipasarkan
langsung ke konsumen. Sedangkan koperasi sekundernya yaitu GKSI dan PKIS telah
memiliki processing plant untuk memproduksi susu kental manis, susu cair
steril, yoghurt.
5. Peran Pemerintah dalam pengembangan usaha peternakan
sapi perah rakyat sebenarnya sangatlah besar. Namun demikian berdasarkan
pengamatan selama ini diperoleh suatu indikasi sebagai berikut :
·
Sejak adanya
LOI IMF di akhir tahun 1997, perhatian pemerintah terhadap peternakan sapi
perah sangat kurang. Padahal di sisi lain , peran pemerintah sangat dibutuhkan
khususnya dari aspek teknis untuk meningkatkan produktivitas usaha peternakan
sapi perah antara lain untuk mengurangi akibat penyakit mastitis, brucelossis,
dsb.
·
Pemerintah
tetap merupakan suatu modal yang sangat besar untuk mendukung terwujudnya iklim
yang kondusif bagi usaha peternakan sapi perah karena melalui
Pemerintah inilah dimungkinkan fasilitas, anggaran, serta berbagai dukungan
lainnya. Dalam konteks ini , pemerintah tidak hanya Departemen Pertanian tetapi
juga Departemen atau kementrian atau Lembaga Non Departemen , yang dapat
menjadi penyangga program. Misal Departemen Dalam Negeri dalam rangka
pemanfaatan dana makanan ekstra untuk anak sekolah, Departemen Pendidikan dalam
hal yang sama dan penyuluhan ke sekolah-sekolah tentang pentingnya minum
susu, Departemen Perindustrian membantu dalam penyediaan fasilitas untuk
prosesing susu dan sarana pemasarannya dsb.
6. Kita masih melihat bahwa peluang usaha peternakan
sapi perah di dalam negeri sangat prospektif dengan beberapa indikator :
·
Saat ini
dengan kemampuan pasok susu segar hanya 25 % dari kebutuhan susu nasional. Ini
mengindikasikan bahwa terdapat suatu peluang yang sangat besar untuk
mengembangkan usaha peternakan sapi perah baik di sentra produksi yang telah
ada maupun di daerah lain yang potensial untuk dikembangkan. Diyakini bahwa
tingkat kebutuhan susu nasional akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan
penduduk dan meningkatnya kesadaran gizi masyarakat. Ini berarti terdapat
peluang usaha yang besar.
·
Suatu
kenyataan bahwa harga susu segar sebagai bahan baku IPS di dalam negeri jauh
lebih murah dibandingkan dengan harga bahan baku susu impor setara susu segar.
Saat ini harga bahan baku susu impor setara 1 (satu) liter susu segar adalah
sekitar Rp.4000 - Rp. 4500 Sedangkan peternak dengan tingkat harga Rp.
3000,-/liter sudah memperoleh marjin yang cukup untuk kehidupan mereka.
Adanya disparitas harga tersebut mengindikasikan bahwa peluang pengembangan
usaha dalam peternakan sapi perah sangat besar dan terdapat daya saing yang
cukup besar. Terlebih apabila subsidi pertanian di negara maju dihapuskan. Ini
akan mengarah semakin tingginya harga susu impor.
·
Kenaikan
harga susu secara drastis di pasar dunia pada 6 bulan terakhir selaras
dengan semakin meningkatnya permintaan akan semakin memperkuat daya saing susu
segar dalam negeri. Data terakhir menunjukkan bahwa harga susu bubuk fullcream
mencapai harga sekitar US $ 4025/Ton.
·
Sumberdaya
alam Indonesia sebagai penyedia bahan pakan sapi perah sangat besar. Hasil sisa
pertanian baik dari pertanian tradisionil maupun perkebunan besar
merupakan sumber pakan yang sangat potensial bagi usaha peternakan sapi perah
rakyat. Sangat terbuka peluang areal tanah yang luas di luar Jawa sebagai
penyedia pakan hijauan untyuk memenuhi kebutuhan di sentra produksi susu di
Jawa.
·
Program dan
anggaran yang disediakan oleh pemerintah untuk tambahan kualitas makanan untuk
murid Sekolah Dasar sebagai suatu peluang yang besar untuk memacu program
pemasaran bagi susu segar yang dihasilkan peternak sapi perah.
·
Pasar susu
bagi masyarkat menengah ke bawah masih sangat potensial dan samasekali belum
digarap secara intensif. Dalam rangka mencegah terjadinya lost generation
dari bangsa kita dapat dilakukan..
7. Sampai saat ini kita melihat bahwa usaha
peternakan sapi perah rakyat dapat dikatakan stagnan yang terlihat bahwa selama
sepuluh tahun terakhir ini produksi susu segar relatif stabil dalam kisaran
sekitar 1, 2 juta liter per hari. Pada sisi lain kita melihat bahwa peluang
untuk pengembangan usaha sapi perah sangat besar. Adanya pemodal besar yang
mengembangkan usaha sapi eprah dalam skala besar menunjukkan bahwa
sebenarnya usaha sapi perah prospektif. Terdapat beberapa sebab mengapa terjadi
kondisi yang stagnan dalam produksi susu segar yang dihasilkan para peternak
sapi perah antara lain :
·
Tidak
efisiennya usaha peternakan sapi perah rakyat. Faktor utama inefisiensi adalah
skala pemilikan sapi perah yang terlalu kecil sehingga usaha sapi perah lebih
banyak sebagai usaha sambilan dan bukan sebagai kegiatan utama dimana peternak
dapat konsentrasi pada usaha tersebut.
·
Tingkat
harga susu segar di tingkat peternak yang tidak seimbang dengan biaya produksi
karena naiknya harga bahan baku pakan ternak yang tidak seimbang dengan
kenaikan harga jual susu. Tidak adanya faktor insentif dan ditambah dengan
skala pemilikan yang masih sangat rendah maka permasalahan semakin komplek yang
bermuara peternak sapi perah tidak dapat menghasilkan susu yang berkualitas.
·
Suatu
kenyataan bahwa belum seluruh peternak sapi perah menyadari pentingnya menjaga
kebersihan dalam menangani susu mulai dari proses pemerahan sapi. Sebagai
akibat kurangnya kesadaran tentang milk hygiene ini maka kandungan bakteri
dalam susu sangat tinggi. Ini berpengaruh terhadap kualitas susu dan harga susu
yang diterima. Dalam hal ini Propinsi Jawa Timur telah maju beberapa
langkah sehingga sebagian terbesar susu segar yang dihasilkan telah memiliki
kualitas yang tinggi termasuk TPC yang umumnya dibawah 1 juta/ml.
·
Semakin
terbatasnya akses untuk memperoleh sumber pendanaan dengan tingkat bunga
yang rendah untuk mengmbangkan usaha. Peternak tidak akan mampu menggunakan
dana bank dengan ketentuan yang berlaku sekarang ini guna pengembangan usaha.
Selain terkendala faktor kolateral, peternak umumnya juga terkendala pada aspek
tingginya suku bunga dan kebijakan uang ketat dari bank yang ada.
8. Didasarkan kepada dimensi persusuan nasional,
dan memperhatikan berbagai kondisi faktual serta adanya peluang untuk untuk
mengembangkan persusuan nasional, diperlukan langkah berani dan cepat (dalam
bahasa yang retorik melakukan revolusi) dengan tujuan besar : pertama,
penyediaan susu sebagai sumber protein bagi generasi muda dari kalangan
masyarakat bawah untuk mencegah adanya revolusi putih. Kedua, meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan para peternak sapi perah. Ketiga, mengurangi
ketergantungan kebutuhan susu dari susu impor.
Langkah untuk revolusi putih
tersebut dilakukan dengan memberdayakan modal dasar yang telah ada. Modal dasar
yang ada antara lain :
·
Populasi
sapi perah yang jumlahnya sekitar 300 ribu ekor dengan potensi genetik yang
bagus.
·
Jumlah
peternak sapi perah yang berpengalaman yang jumlahnya mencapai 100 ribu orang.
·
Adanya wadah
bagi peternak baik yang berbentuk badan usaha koperasi ataupun kelompok
peternak.
·
Komitmen dan
peran institusi Pemerintah untuk menjalankan peran masing-masing menunjang
revolusi putih.
·
Adanya
peluang-peluang termasuk antara lain masih terbatasnya produksi susu segar
dalam negeri untuk mencukupi kebutuhan susu nasional.
9. Untuk mewujudkan revolusi tersebut, pendekatan berupa
grand strategy yang perlu dilakukan adalah :
Pertama, menyamakan persepsi tentang
revolusi putih dari seluruh pemangku kepentingan atas dimensi, peran, serta
tujuan revolusi putih.
Kedua, gerakan revolusi putih harus
menjadi suatu keputusan politik dari pemerintah (termasuk lembaga legislatif)
dengan segala konsekuensinya.
Ketiga, memberdayakan secara optimal semua
modal dasar untuk mewujudkan revolusi putih .
Keempat, perlu disusun suatu konsep yang
komprehensif yang dapat menjadi acuan bagi pihak yang bersangkutan sesuai
dengan fungsi dan peran masing-masing.
Kelima, pemenuhan kebutuhan susu dalam
rangka mencegah terjadinya lost generation di kalangan masyarakat bawah
menjadi suatu prioritas.
Keenam, membangun/membentuk institusi
berskala nasional yang terdiri dari berbagai unsur baik pemerintah maupun non
pemerintah dan berperan dalam menyusun rancangan kebijakan dan sekaligus
sebagai dirigen untuk menunjang kerberhasilan revolusi putih.
Keenam, memperjuangkan sumber pendanaan
baik berupa kredit (dengan tingkat bunga yang sesuai dengan feasibilitas) dan
dana penunjang lainnya sesuai dengan tahapan kebutuhan.
10. Secara lebih teknis, dalam upaya
untuk meningkatkan pendapatan peternak sapi perah, yang sebagian terbesar
adalah peternak kecil dengan berbagai keterbatasan yang mereka miliki, antara
lain dengan pendekatan :
Pertama, meningkatkan efisiensi usaha
peternak melalui :
·
Meningkatkan
skala usaha peternakan sapi perah yang mereka miliki pada tingkat ideal sebagai
suatu usaha keluarga dan dapat menjadi sumber pendapatan.
·
Meningkatkan
kemampuan teknis para peternak agar potensi genetis yang ada dalam sapi
yang mereka miliki dapat dioptimalisasi.
Kedua, mendorong peternak sapi perah
untuk melakukan sinergi dalam organisasi yang mempunyai legitimasi yang kuat
untuk mengembangkan usaha.
Ketiga, mengoptimalkan wadah koperasi susu
yang sudah ada dimana peternak berada, baik koperasi primer maupun sekunder,
antara lain :
·
Melakukan
efisiensi secara optimal dan membangun unggulan di setiap segmen kegiatan
agribisnis sapi perah.Termasuk dalam hal ini dalam melakukan
diversifikasi usaha dengan mengupayakan adanya nilai tambah atas susu
segar yang dihasilkan anggotanya antara lain dengan pemasaran langsung ke
konsumen dalam berbagai bentuk produk susu seperti susu pasteurisasi, yoghurt,
dsb. (kita melihat hal ini sudah banyak dilakukan tetapi belum pada tingkat
maksimal).
·
Maksimalisasi
efisiensi dalam segala bentuk pelayanan kepada anggota baik dalam rangka
peningkatan produksi, pemasaran susu , peningkatan kualitas susu maupun
pelayanan penunjang lainnya sepeti produksi pakan, pelayanan insmeinasi buatan,
dsb.
·
Perjuangan
untuk melakukan pendekatan dengan IPS sebagai pasar utama agar selalu dilakukan
penyesuaian harga susu selaras dengan perkembangan harga pasar, dan tercipta
suatu kemitraan yang benar-benar saling menguntungkan dan membutuhkan.
·
Penyediaan complete
feed yang berkualitas bagi anggotanya secara kontinyu sebagai salah satu
kegiatan di segmen penyediaan farm input.
Keempat, mendorong dan memberikan
ketrampilan peternak untuk memanfaatkan berbagai peluang yang timbul dari usaha
peternakan yang mereka miliki antara lain :
·
Memproduksi
pupuk kandang berkualitas dengan penggunaan bioteknologi.
·
Mengembangkan
usaha pemeliharaan pedet secara lebih baik dalam rangka penyiapan induk-induk
pengganti.
·
Melakukan
pemasaran ke konsumen langsung dengan membangun kepercayaan konsumen.
11. Secara garis besar model
pengembangan usaha agribisnis sapi perah untuk meningkatkan pendapatan peternak
bertumpu pada unsur : Pertama, efisiensi di setiap segmen kegiatan agribisnis
(hulu, penyediaan farm input sampai dengan pengolahan/pemasaran ). Kedua,
membangun unggulan pada setiap kegiatan di setiap segmen agribisnis. Ketiga,
adanya sinergi melalui suatu institusi yang memiliki legalitas yang jelas dalam
menjalankan aktivitasnya.
12. Dalam konteks mengembangkan usaha
peternakan sapi perah rakyat dan mengatasi permasalahan yang mereka hadapi
tampaknya belum dapat sepenuhnya diserahkan kepada kemampuan mereka sendiri.
Masih dibutuhkan peran dari pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk
memikirkan para peternak sapi perah agar mereka dapat hidup secara lebih layak
melalui usaha yang mereka tekuni. Beberapa langkah yang harus dilakukan untuk
mendorong usaha peternakan sapi perah rakyat oleh Pemerintah antara lain adalah
:
·
Berbagai
institusi yang terkait di pemerintah harus memiliki persepsi yang sama tentang
peran dan pentingnya pengembangan peternakan sapi perah rakyat di tanah air ini
antara lain sebagai instrumen untuk penyediaan lapangan kerja, mengurangi impor
susu, mencerdaskan anak bangsa, dsb.
·
Pemerintah
harus secara konsekuen mengalokasikan dana yang cukup agar peternak dapat
memperoleh kesempatan meningkatkan skala pemilikan sapi mereka. Subsidi bunga
dapat menjadi salah satu alternatif.
·
Pemerintah
harus secara terus menerus dan intensif melakukan program untuk mendorong
kesadaran minum susu segar.
·
Pemerintah
perlu meningkatkan pelayanan teknis terutama pelayanan untuk mengatasi masalah
penyakit mastitis dan penyakit hewan lainnya.
·
Pemerintah
perlu melakukan upaya untuk mempercepat peningkatan populasi sapi perah di
tanah air baik dengan potensi populasi yang ada ataupun dengan impor bibit
sapi.
·
Membantu
organisasi koperasi atau kelompok tani dalam penyediaan peralatan yang dapat
membantu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas susu antara lain mesin
pemerah susu yang portable, peralatan penanganan susu dan peralatan
untuk pendinginan susu. Untuk mengurangi jumlah bakteri dalam susu.
·
Daerah luar
Jawa harus mendapatkan perhatian untuk pengembangan usaha paternakan sapi perah
khususnya selain dalam rangka penyediaan susu segar bagi masyarakat juga
sekaligus memberdayakan potensi yang ada termasuk pemberdayaan SDM. Pola
pengembangan di luar Jawa harus digunakan pendekatan secara terpadu mulai hulu
sampai hilir dalam skala yang sesuai dengan perkiraan kemampuan pasar. Pada
tahap awal dan jangka waktu tertentu pemerintah daerah harus mengalokasikan
dana untuk menyerap susu segar yang telah diolah dan siap diminum dengan
tingkat harga yang layak.
·
Harus ada
kesamaan tekad dan persepsi dari lembaga legislatif yang dimanifestasikan dalam
dukungan dan keputusan politik. Keputusan dan dukungan politik harus tercermin
dalam bentuk dukungan anggaran dalam APBN serta berbagai peraturan perundangan
yang mengarah pada terciptanya iklim yang kondusif.
13. Kita yakin bahwa masa depan usaha
peternakan sapi perah di tanah air akan sangat cerah. Peluang yang tersebut
diatas dapat menjadi pegangan kita untuk melangkah dengan pasti
menyongsong masa depan usaha peternakan sapi perah. Bahkan peluang yang ada
dalam usaha peternakan sapi perah ke depan ini tidak lagi menjadi lahan bagi
peternak kecil dengan skala yang kecil dan pendekatan usaha tani, tetapi akan
pula dimanfaatkan pemodal besar. Oleh karena itu upaya dari semua pihak,
terutama Pemerintah, untuk mendorong usaha peternakan sapi perah rakyat dalam
kerangka revolusi putih ini sangat dibutuhkan.
Solo , 9 Agustus 2007
(Catatan : Artikel ini adalah bahan paparan acara persusuan yang
diselenggarakan oleh
Ditjen P2HP di Solo tgl 9 Agutus 2007. Pemakalah sebagai Sekjen PPSKI )
TABEL MODAL DASAR UNTUK
IMPLEMENTASI REVOLUSI PUTIH
No.
|
Institusi
|
Peran dan
pemberdayaannya
|
1
|
Ditjen
Peternakan
|
- Menyiapkan
APBN untuk BLM berupa ternak sapi perah dan sarana penunjangnya.
- Pengawasan
kesehatan sapi perah dan reproduksinya.
- Bimbingan
teknis peternakan sapi perah kepada para peternak.
|
2
|
Ditjen
BP2HP, Deptan
|
- Pengadaan
mesin prosesing susu skala kecil untuk program terpadu dari APBN.
- Melakukan
promosi tentang kemanfaatan susu segar bagi masyarakat
- Pengadaan
sarana pemasaran/distribusi susu segar dan murah untuk masyarakat.
|
3
|
Departemen
perindustrian
|
- Bimbingan
teknis dalam industri susu skala kecil.
- Penyediaan
sarana prosesing susu dan pemasarannya.
- Legalitas
untuk opersaional perlatan prosesing susu.
|
4
|
Ditjen
Perdagangan Dalam Negeri, Dep. Perdagangan
|
- Bantuan
promosi dan sosialisasi distribusi susu murah untuk masyarakat.
- Dukungan
legalitas dalam proses pemasaran dan distribusi.
- Bantuan
sarana pemasaran dan distribusi.
|
5
|
Departemen
Kesehatan
|
- Penerangan
kepada masyarakat tentang pentingnya protein bagi kesehatan,
pertumbuhan, dan kecerdasan.
- Moblisasi
tenaga medis yang ada di daerah untuk mendukung program pencerdasan anak
bangsa.
- Dukungan
legalitas atas produk susu yang didistribusikan untuk rakyat.
|
6
|
Badan POM
|
- Memberikan
bimbingan dan nomor MD untuk produk susu.
- Membantu
melakukan pengawasan atas kualitas produk susu yang dihasilkan.
|
7
|
Kantor
Meneg. Koperasi
|
- Memperkokoh
organisasi koperasi susu baik primer maupun sekunder untuk berpepran
besar dalam Revolusi Putih.
- Membantu
dalam pengadaan sarana-sarana prosesing dan pemasaran bagi koperasi
untuk dapat menunjang distribusi susu murah bagi masyarakat.
- Membantu
permodalan bagi koperasi untuk meningkatkan produksi.
|
8
|
Departemen
Sosial
|
- Memberikan
data daerah yang perlu diprioritaskan untuk menerima susu.
- Menggunakan
produk susu murah yang dihasilkan untuk membantu korban bencana dan
masyarakat miskin.
|
9
|
Departemen
Pendidikan
|
- Membantu
dalam sosialisasi pentingnya konsumsi protein.
- Mengalokasikan
dana untuk makanan tambahan bagi murid-murid dari keluarga tidak mampu .
- Menggerakkan
sekolah-sekolah sebagai sarana distribusi susu murah.
|
10
|
Menko
Kesra
|
- Mengkoordinasikan
instansi pemerintah terkait untuk menunjang program Revolusi Putih II.
- Menjadikan
program Revolusi Putih II sebagai program nasional dengan pelaksanaan
bertahap.
|
11
|
Pemerintah
Daerah
|
- Sesuai
dengan kewenangan dalam Otoda, pemerintah daerah membantu pelaksanaan
program Revolusi Putih sesuai dengan kapsitas masing-masing.
- Menyiapkan
program-program daerah untuk menunjang pelaksanaan revolusi putih II.
- Membantu
dan mengakomodir HKTI dan PPSKI dalam menjalankan peran dan fungsinya di
lingkup daerah yang bersangkutan.
|
12
|
GKSI dan
Koperasi primer anggotanya
|
- Menjadi
tulang punggung dalam penyediaan susu segar bagi program susu murah.
- Menjadi
motor dalam peningkatan produksi susu segar nasional dengan
memberdayakan seluruh anggota dan potensi yang dimiliki.
- Membantu
pengembangan koperasi dan pengembangan peternakan sapi perah di luar
Jawa.
- Mengoptimalkan
fasilitas prosesing dan distribusi susu yang dimiliki untuk mendukung
dan menunjang Revolusi Putih II.
|
13
|
Organisasi
Artis (mis. Parfi)
|
- Membantu
dalam mengkampanyekan susu untuk anak-anak .
- Sebagai
motivator dan innovator dalam promosi dan kampanye minum susu segar dan
susu murah.
|
14
|
Media
Massa
|
- Membantu
dalam penyebaran informasi tentang aktivitas dan konsep revolusi Putih
II.
- Membantu
dalam melakukan kontrol.
|
15
|
Badan atau
lembaga internasional (seperti WHO, Unicef, USAID, FAO, dsb.)
|
- Membantu
untuk memberikan dukungan internasional atas program.
- Membantu
untuk mengalihkan program bantuan susu untuk anak sekolah kepada
Management Revolusi Putih II dari pengusaha swasta yang berjalan
sekarang ini.
- Membantu
sarana ataupun teknis atas pelaksaaan konsep revolusi putih II.
|