KARYA TULIS
ILMIAH
MK. PENYAJIAN ILMIAH
“Potensi Ternak Kambing Lokal dengan Sistem
Integrasi Ternak-Kebun (kebun karet) di Provisi Begkulu dalam Upaya mencapai
swasembada daging 2014 di Indonesia”
Oleh :
Hikman (E1C009056) (2009)
UNUVERSITAS
BENGKULU
BENGKULU
2012
Abstrack
Provinsi
Bengkulu terletak pada pantai barat pulau Sumatra. Mata pencaharian sehari-hari
penduduk sebagian besar merupakan petani dan nelayan. Karet dan Sawit merupakan
usaha di sector pertania yang banyak di kembangkan di provinsi Bengkulu. Kambing
mempunyai prospek usaha yang sangat penting dalam dunia peternakan sehingga
merupakan komoditas unggulan untuk dikembangkan secara komersial. Usaha
peternakan kambing potensial dikembangkan melalui integrasi dengan usaha
perkebunan karet yang cukup luas di Indonesia. Kambing lokal memiliki
produktivitas yang tinggi namun memiliki bobot badan yang rendah. Daya dukung
hijauan yang rendah pada lahan perkebunan dapat ditingkatkan dengan merubah
pola tanam pada perkebunan serta pemanfaatan lahan marginal untuk rumput potong.
Penggunaan produk samping sebagai pakan tambahan serta ditunjang dengan
penelitian system pengendalian penyakit serta obat alternative yang efektif dan
murah. Pengembangan usaha peternakan kambing melalui pendekatan sistem
integrasi dengan usaha perkebunan harus disertai dengan pendekatan agribisnis.
Analisis ekonomi dan penelitin lebih lanjut sangat diperlukan dalam
pengembangan sistem integrasi ternak kebun untuk meningkatkan populasi ternak
potong terutama terknak kambing. Peternak kambing masih banyak dilakukan
peternakan rakyat yang hanya memelihara dalam jumlah yang sedikit sebagai usaha
sampingan, tabungan yang sewaktu-waktu bisa dijual apabila membutuhkan biaya
yang mendesak. Mayarakat dalam memelihara ternak kambing hanya jumlah yang
sedikit 5-10 dalam 1 keluarga.
Kata kunci: Bengkulu, ternak
kambing, integrasi, karet, kebun,
BAB I
Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
Provinsi Bengkulu
terletak pada pantai barat pulau Sumatra, dengan luas 19.788,7 Km². Provinsi ini bagian
utara berbatasan dengan Provinsi Sumatra Barat, bagian barat berbatasan dengan
Samudra Hindia, bagian timur berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Provinsi
Sumatra Selatan, debelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia dan Provinsi
Lampung. Secara administrative Provinsi Bengkulu terdiri dari 8 kabupaten yaitu
Kabupaten Bengkulu Selatan, Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Kaur, Muko-Muko,
Lebong dan Kepahyang seta 1 kota, yaitu Bengkulu yang sekaligus merupakan ibukota
Provinsi. Mata pencaharian masyarakat Bengkulu sebagian besar merupakan petani,
nelayan dan PNS.
Permintaan akan daging terus meningkat dari tahun ke
tahun terutama di negara-negara berkembang, oleh karena itu peningkatan
populasi terus dilaksanakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan populasi,
terutama ternak yang bisa diandalkan untuk mencapai produksi daging yang cepat
dan mudah beradaptasi dengan lingkungan dan kondisi iklim di Indonesia. Kambing
merupakan salah satu ternak yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia
terutama kambing asli Indonesia, selain merupakan kekayaan plasma nutfah
kambing lokal juga mudah beradaptasi dengan lingkungan Indonesia. Secara garis
besar ada beberapa kambing lokal Indonesia, salah satunya kambing kacang. Kambing
kacang merupakan salah satu plasma nutfah Indonesia yang mberpotensi untuk
dikembangkan dan sudah terbiasa dengan iklim Indonesia. Umumnya petani
memelihara ternak kambing dengan tujuan memperoleh penghasilan sampingan dan
sebagai tabungan jika sewaktu-waktu bisa dijual bila dibutuhkan. Biasanya
peternak hanya memelihara ternaknya secara sederhana bergantung pada keramahan
alam. Pada siang hari digembalakan di pengembalaan, kadang di pinggir jalan dan
di daerah perkebunan, pada malam hari dikandangkan.
Karet sebagai salah satu komoditas unggulan
merupakan tanaman tahunan yang tumbuh subur didaerah tropis yang memiliki curah
hujan cukup. Indonesia merupakan negara yang memiliki lahan perkebunan karet
terluas di duni. Negara penghasil karet terbesar termasuk Indonesia memiliki
potensi untuk dikembangkan suatu system integrasi ternak-kebun. System
integrasi ternak-tanaman pada perkebunan kelapa sawit maupun karet membutuhkan
tanaman hijauan yang toleran terhadap naungan agar daya tampung meningkat.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menanam hiajauan pakan
ternak yang toleran terhadap naungan untuk di introduksikan dilahan
perkebebunan yang selama ini belum banyak dikembangkan di perkebunan karet.
1.2.Perumusan Masalah
a. Semakin
meningkatnya permintaan daging di pasar lokal sehingga terjadinya import
daging.
b. Kurangnya
lahan dalam mengembangkan peternakan yang menyebabkan kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan hijauan untuk ternak.
c. Menurunnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya protein.
1.3.Tujuan dan Manfaat
a. Meninkatkan
populasi ternak kambing untuk memenuhi kebutuhan dalan negeri
b. Memanfaatkan
lahan perkebunan dalam mengembangkan ternak kambing secara komersil.
c. Sebagai
salah satu solusi untuk mencapai swasembada daging 2014.
1.4.Metode
a. Waktu
dan Tempat
Karaya ilmiah
ini ditulis sejak 27 Februari sampai 10 Maret 2011 di Bengkulu.
b. Tahapan
Penulisan
Ø Pengumpulan
data-data
Data yang
diambel secara primer dari buku dan jurnal tentang ternak kambing dan
perkebunan karet.
BAB II
Tinjauan
Pustaka
Kambing di Indonesia
Menurut Setiadi 2002, ada dua rumpun kambing yang
dominan di Indonesia yaitu Kambing Kacang Kambing Ettawah. Kambing Kacang yang
berukuran tubuh kecil sudah ada di Indonesia sejak tahun 1900-an dan kambing
ettawah yang berukuran besar kemudian masuk ke Indonesia, kambing Ettawah
berasal dari india. Kemudian ada beberapa jenis kambing yang di datangkan ke
Indonesia pada zaman Hindia belanda dalam jumlah yang terbatas sehingga menjadi
keanekaragaman genetic kambing di Indonesia. Seiring dengan bertambahnya
keanekaragaman banngsa kambing dan lama lama kelamaan terjadilah proses
adaptasi terhadap agroekosistem yang spesifik dengan lingkungan dan
pemeliharaan, sehinga terjadinya proses adaptasi yang memungkinkan munculnya
jenis kambing yang baru.
Plasma
Nutfah Kambing Lokal Indonesia
Pemanfatan kambing lokal dengan potensi genetic yang
baik belum dikembangkan secara optimal dapat memberikan hasil/keuntungan yang
sangat baik.masih banyak kambing lokal Indonesia yang belum dikarakterisasi dan
sebagian sudah hampir punah padahal belum sempat mengembangkan potensi
keragaman genetiknya untuk dimanfaatkan sebagai sumber peningkatan mutu genetic
kambing di Indonesia dalam mencapai swasembada daging. Sampai saat ini
diperkirakan ada 8 bangsa kambing yang
sudah dikarakterisasi karakteristik penotipnya yang saat ini ada di Indonesia.
Salah satu kambing lokal yang populasi paling banyak di Indonesia yaitu kambing
Kacang. Kambing kacang merupakan unggulan yang pertama kali di kembangkan di
Indonesia. Kambing kacng merupakan mengambing asli Indonesia juga terdapat di
Malaysia dan Philipina. Kambing ini sangat mudah berkembang biak, pada 15-18
bulan sudah bisa menghasilkan keturunan. Kambing ini sangat cocok untuk
penghasil daging dan kulit, bersifat prolific, mudah beradaptasi dengan
berbagai lingkungan dalam kondisi pemeliharaan yang sederhana.
Cara
dalam Mengatasi Masalah Penyakit
Masalah penyakit yang sangat serius pada
kambing yang digembalakan di areal perkebunan terutama penyakit parasit yang
menyerang organ dalam yaitu cacing, cacing usus halus maupun cacing prankreas
serta parasit luar sepertu scabies. Parasit ini dapat menuyebabkan kematian
terutama pada saat kondisi pakan yang kurang mencukupi, tetapi penyakit ini
sering kali mengakibatkan penurun produksi dan kemampuan untuk bereproduksi.
Disamping pemberian pakan yang cukup, ada 4 cara untuk mengontrol serangan
cacing (Gatenby dan Batubara, 1994) yaitu:
1. Runput
potong diberikan sebaiknya rumput yang tidak digunakan untuk pengembalaan
2. Pada
sistem pengembalaan, setiap area pengembalaan sebaiknya di istirahatksn selama
10-12 minggu setelah digunakan
3. Pemberian
racun cacing secara rutin.
4. Dilkukan
seleksi pada kambing-kambing yang secara individu resisten terhadap parasit
dalam.
Sistem
Integrasi
Usaha
peernakan kambing yang berwawasan agribisnis membutuhkan lahan yang luas untuk
hijauan sebagai pakan utamanya. Ketersediana lahan yang terbatas dan harga yang
tinggi peternakan kambing secara komersial kearah agribisnis sulit untuk
dilakukan dengan menggunakan sistem apapun, kecuali dengan diintegrasikan
dengan usaha perkebunan baik dengan cara pemberian atau tanpa pemberian pakan
tambahan. Oleh karena itu pada decade terakhir ini berbagai macam usaha
dilakukan untuk memadukan usaha peternakan, khususnya ternak ruminansia kecil
dengan perkebunan karet maupun kelapa sawit (Sibon, 1988, Iniguez dan Sanches,
1991). Beberapa penelitian menunjukan adanya integrasi peternakan kambing/domba
dengan perkebunan karet dan kelapa sawit memberikan efek saling menguntungkan.
Komponen biaya yang cukup tinggi dalam pengolahan lahan perkebunan adalh untuk
mengendalikan gulma.
Introduksi rumput dan kacangan yang
cenderung tahan naungan pada masa pertumbuhan karet/kelapa sawit yang terbaik adalah Brachiaria humidicola,
Paspalum notatum, Stylosanthes quianensis, Panicum maximum serta Arachis
pintoi. Pertanaman campuran ini dapat meningkatkan daya tampung menjadi 23
ekor kambing per-hektar pertahun dibanding 10 ekor/ha/thn pada system
konvensional. Kelemahan sistem ini, rumput introduksi hanya tahan hidup sampai
umur pohon 5-6 tahun, kemudian berangsur lenyap sesuai pertambahan umur pohon.
Tampaknya tidak ada rumput introduksi yang berhasil dikembangkan setelah umur
pohon lebih dari 6 tahun (STEER and SHELTON, 1991; BATUBARA et al, 1996
BAB III
3.1. Pembahasan
Dari
gagasan diatas menghasilkan suaatu ide dalam pemnfaatan lahan perkebun karet
yang cukup luas di Indonesia sehingga bisa dijadikan sebagai alternative untuk
lahan pengembalaan ternak kambing dalam upaya untuk mencapai swasembada daging
di Indonesia. Swasembada daging akan tercapai dan bisa dipertahankan apabila
populasi ternak terus meningkat. Integrasi ternak-kebun dalam meningkatkan
populasi ternak dengan luas perkebunan yang cukup memadai untuk digembalakan
ternak. Dalam pengembalaan ternak dalam suatu lahan perkebunan memerlukan
kesesuain antara jumlah ternak dengan daya tampung perkebunan.
Pemanfaatan kambing lokal sebagai
alternative untuk memenuhu kebutuhan daging sangat tepat, karena selain mudah
beradaptasi dengan lingkungan, kambing lokal mudah berkembang biak dan
bereproduksi dengan baik. Sistem integrasi ternak-kebun memiliki keunggulan
sendiri yang bisa diandalkan menjadi salah satu alternative dalam pengembangan
ternak kambing. Oeleh karena itu beberapa dekade terakhir berbagai macam usaha
dilakukan untuk memadukan usaha peternakan, khususnya ternak ruminansia kecil
dengan perkebunan karet maupun sawit (Sibon,
1988, Iniguez dan Sanches, 1991). Sistem integrasi ternak kebun saling
memberikan keuntungan terutama dalam penghematan biaya dalam pengendalian
gulma. Reese, A.pengembalaan domba/kambing diareal perkebunan karet
tidak menimbulkan dampak yang negative terhadap tanaman karet, namun sebaliknya
bisa mengendalikan kesuburan lahan dan dapat meningkatkan produksi lateks.
Sistem integrasi ternak kebun selain mengandalkan pakan yang beraasal dari
rumput di sekitar sebaiknya diusahakan penanman rumput yang toleran terhadap
naungan untuk meningkatkan daya tampung lahan. Dalam pengembangan sistem
integrasi juga diperlukan analisis ekonomi dan penelitian lebih lanjut untuk
mengoptimalkan peningkatan penggunaan lahan perkebunan dalam upaya meningkatkan
populasi ternak untuk mencapai swasembada daging di Indonesia.
BAB IV
4.1. kesimpulan
1. Kambing
memiliki prospek pasar yang cukup tinggi yang merupakan komoditas unggulan
berpotensi untuk dikembangkan secara komersil.
2. Terbatasnya
lahan untuk hijauan, sehingga pola pengembangan usaha ternak kambing potong
bisa dilakukan melalui sistem integrasi ternak dengan kebun karet yang cukup
luas di Indonesia.
3. Kambing
merupakan salah satu ternak yang memiliki produktivitas dan reproduksi yang
baik, daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan sehingga bisa dikembangkan
secara komersil di Indonesi.
Daftar Pustaka
Batubara dkk,2008, Petunjuk Tenis
Beberapa Plasma Nutfah Kambing Indonesia. Loka Penelitian KAmbing Potong Sei
Putih: vi + 34 halaman. Sumatra Utara.
BATUBARA, A, B.
TIESNAMURTI, F.A. PAMUNGKAS, M. DOLOKSARIBU DAN E. SIHITE. 2007. Koleksi
ex-situ dan karaktersiasi Plasma Nutfah Kambing. Laporan akhir RPTP. Loka
Penelitian Kambing Potong Sei Putih.
Statistik Peternakan 2009-2011. Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu
Statistik Perkebunan 2009-2011. Kementrian Pertanian
Direktorat Jenderal Perkebunan
Suharyanto, 2011, Mewujudkan Swasembada Daging. dipublikasikan
di tabloid Inspirasi Vol 2. No 31. 25 Oktober 2011
LAMPIRAN
WILAYAH POTENSI PENGEMBANGAN KOMODITI KARET
WILAYAH POTENSI PENGEMBANGAN KOMODITI KARET
NO
|
NAMA DAERAH
|
LUAS LAHAN
|
1
|
Lahan
yang sudah Digunakan (Ha): 4.309
Status Lahan: Luas Lahan Perkebunan Rakyat Untuk Karet terdiri dari TBM:1,536 TM:2,768 TTM:5 |
|
2
|
Lahan
yang sudah Digunakan (Ha): 24.614
Status Lahan: Luas Lahan Perkebunan Rakyat Untuk Karet terdiri dari TBM:5,108 TM:19,001 TTM:505 |
|
3
|
Lahan
yang sudah Digunakan (Ha): 740
Status Lahan: Luas Lahan Perkebunan Rakyat Untuk Karet terdiri dari TBM:451 TM:289 |
|
4
|
Lahan
yang sudah Digunakan (Ha): 35
Status Lahan: Luas Lahan Perkebunan Rakyat Untuk Karet terdiri dari TBM:10 TM:25 |
|
5
|
Lahan
yang sudah Digunakan (Ha): 472
Status Lahan: Luas Lahan Perkebunan Rakyat Untuk Karet terdiri dari TBM:244 TM:193 TTM:35 |
|
6
|
Lahan
yang sudah Digunakan (Ha): 8.622
Status Lahan: Luas Lahan Perkebunan Rakyat Untuk Karet terdiri dari TBM:1,296 TM:7,194 TTM:131 |
|
7
|
Lahan
yang sudah Digunakan (Ha): 3.670
Status Lahan: Luas Lahan Perkebunan Rakyat Untuk Karet terdiri dari TBM:651 TM:2,927 TTM:92 |
|
8
|
Lahan
yang sudah Digunakan (Ha): 17.386
Status Lahan: Luas Lahan Perkebunan Rakyat Untuk Karet terdiri dari TBM:3,160 TM:13,862 TTM:364 |
|
9
|
Lahan
yang sudah Digunakan (Ha): 69
Status Lahan: Luas Lahan Perkebunan Rakyat Untuk Karet terdiri dari TBM:22 TM:47 |
Biodata
Nama : Hikman
NPM : E1C009056
Prodi : Peternakan
Fakultas : Pertanian
Universitas : Universitas Bengkulu
Alamat : jl. Wr
Supratman UNIB belakang
Tempat tanggal
lahir : Jambi, 5 Mei 1990
No HP : 081919455982
assalamualaikum,, hazelin minta data ny yo kak angga hehehe makasih kak
BalasHapus