LAPORAN PRATIKUM BIOKIMIA
IDENTIFIKASI LIPID
DISUSUN OLEH:
Nama : Teguh
Rafian
NPM : E1C011046
Judul Acara : IDENTIFIKASI
LIPID
Pratikum : Senin, 28
Mei 2012, 14.00-16.00
Dosen Pemb. : Drs. Ir. Yosi
Fenita, M. P.
Pelatih :
1. Sukriyanto
2. Junicardo Frencius
LABORATORIUM TIP
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Lipid pada umumnya tidak larut dalam air tetapi
sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti:
eter, kloroform, aseton, benzena atau pelarut non polar lainnya. Minyak dalam
air akan membentuk emulsi yang tidak stabil, karena bila dibiarkan kedua cairan
akan terpisah menjadi dua lapisan.
1.2
Tujuan
1. Mengidentifikasi
senyawa-senyawa lipid secara kualitatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lemak adalah ester antara gliserol
dan asam lemak dimana ketiga radikal hidroksil dari gliserol semuanya
diesterkan. Jadi jelas bahwa lemak adalah trigliserida. Struktur kimia dari
lemak yang berasal dari hewan atau manusia, tanaman maupun lemak sintetik,
mempunyai bentuk umum rantai hidrokarbon dengan jumlah atom karbon mulai dari 3
sampai 23, namun yang paling umum adalah 15 atau 17 (Romadi, D., 2010).
Lipid terdapat dalam semua bagian
tubuh manusia, terutam otak dan memiliki peranan sangat penting dalam proses
metabolisme secara umum. Sebagian
besar lipid terdapat ebagai komponen utama membran sel dan berperan mengatur
jalannya metabolisme didalam sel (Hardiansyah, A. D., dkk., 2010).
Komponen utama pembangun struktur lipid adalah asam lemak, yaitu asam organ
rantai panjang yang memiliki jumlah atom karbon 4-24; memiliki gugus karboksil
tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar panjang, yang menyebabkan kebanyakan
lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak brminyak dan belemak. Asam
lemak tidak terdapat bebas atau berbentuk tunggal dalam sel jaringan, tetapi
terikat secara kovalen pada berbagai golongan lipid yang berbeda dan dapat
dibebaskan dari ikatan ini melalui hidrolisis kimia dan enzimatik
(Hardiansyah, A. D., dkk., 2010).
BAB III
METODEOLOGI
3.1 Bahan dan Alat
A. Bahan
1.
Minyak Kelapa
2.
Minyak Goreng
3.
Margarin
4.
Mentega
5.
HCl
6.
NaOH
B. Alat
1. Tabung
reaksi
2. Penjepit
tabung reaksi
3. Rak
tabung reaksi
4. Gelas
ukur
5. Pipet
tetes
6. Penangas
air
7. Kompor
listrik
3.2 Prosedur
Kerja
A. Uji Kelarutan
1. Memasukkan
2 ml kloroform, alkohol panas, alkohol dingin, asam encer, alkali encer, dan
air.
2. Memasukkan
tiap-tiap tabung dengan 5 tetes sampel.
3. Menutup
tabung dengan ibu jari dan mengojognya selama 1 menit.
4. Membiarkan
tabung selama 5 menit.
5. Mengamati
perubahan yang terjadi.
B. Uji Asam-Basa
1. Mencelupkan
kertas lakmus ke dalam bahan percobaan
2. Melihat
perubahan yang terjadi.
C. Uji Noda
1. Memasukkan
2 ml campuran alkohol eter ke dalam tabung reaksi dan menambahkan 2 tetes
sampel percobaan, kemudian mengocoknya kuat-kuat sampai semua bahan larut.
2. Meneteskan
campuran tersebut ke kertas saring dan membiarkannya menguap.
3. Melihat
noda yang terbentuk.
4. Mencuci
noda dengan air lalu dikeringkan, dan memperhatikan noda yang ada.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
A. Hasil Pengamatan Uji Kelarutan

No.
|
Pelarut
|
Warna yang Terbentuk
|
|||
Minyak
Kelapa
|
Minyak
Goreng
|
Margarin
|
Mentega
|
||
1.
|
Kloroform
|
Negatif
|
Negatif
|
Positif
|
Positif
|
2.
|
Alkohol Panas
|
Negatif
|
Positif
|
Negatif
|
Negatif
|
3.
|
Alkohol Dingin
|
Negatif
|
Negatif
|
Negatif
|
Negatif
|
4.
|
Asam Encer
|
Negatif
|
Negatif
|
Positif
|
Negatif
|
5.
|
Alkali Encer
|
Positif
|
Positif
|
Positif
|
Negatif
|
6.
|
Air
|
Negatif
|
Negatif
|
Negatif
|
Negatif
|
B. Hasil Pengamatan Uji Asam-Basa dan Uji
Ketidakjenuhan
No.
|
Bahan/Sampel
|
pH
|
Warna
|
|
Hilang (+)
|
Tidak Hilang (-)
|
|||
1.
|
Minyak
Kelapa
|
Asam
|
Putih
|
-
|
2.
|
Minyak
Goreng
|
Asam
|
Kuning
|
-
|
3.
|
Margarin
|
Asam
|
Kuning
Tua
|
-
|
4.
|
Mentega
|
Asam
|
Kuning
|
-
|
5.
|
Asam
Oleat
|
-
|
Cokelat
|
-
|
C. Hasil Pengamatan Uji Noda
No.
|
Bahan/Sampel
|
Sebelum Dicuci
|
Setelah Dicuci
|
1.
|
Minyak
Kelapa
|
Positif
|
Positif
|
2.
|
Minyak
Goreng
|
Positif
|
Positif
|
3.
|
Margarin
|
Positif
|
Positif
|
4.
|
Mentega
|
Positif
|
Positif
|
4.2
Pembahasan
Dalam uji kelarutan didapat hasil sebagai berikut,
pada pelarut kloroform minyak kelapa menunjukkan hasil negatif, minyak goreng
menunjukkan hasil negatif, margarin menunjukkan hasil positif, mentega
menunjukkan hasil positif.
Pada pelarut alkohol panas minyak kelapa menunjukkan
hasil negatif, minyak goreng menunjukkan hasil positif, margarin menunjukkan
hasil negatif, mentega menunjukkan hasil negatif.
Pada pelarut alkohol dingin minyak kelapa menunjukkan
hasil negatif, minyak goreng menunjukkan hasil negatif, margarin menunjukkan
hasil negatif, mentega menunjukkan hasil negatif.
Pada pelarut asam encer minyak kelapa menunjukkan
hasil negatif, minyak goreng menunjukkan hasil negatif, margarin menunjukkan
hasil positif, mentega menunjukkan hasil negatif.
Pada pelarut alkali encer minyak kelapa menunjukkan
hasil positif, minyak goreng menunjukkan hasil positif, margarin menunjukkan
hasil positif, mentega menunjukkan hasil negatif.
Dan pada pelarut air minyak kelapa menunjukkan hasil
negatif, minyak goreng menunjukkan hasil negatif, margarin menunjukkan hasil
negatif, mentega menunjukkan hasil negatif.
Dalam uji asam-basa didapatkan hasil minyak kelapa memiliki
pH asam, minyak goreng memiliki pH asam, margarin memiliki pH asam, dan mentega
memiliki pH asam.
Dalam uji ketidakjenuhan didapatkan hasil pada minyak
kelapa warna iodium menghilang dan berubah menjadi putih, pada minyak goreng
warna iodium menghilang dan berubah menjadi kuning, pada margarin warna iodium
menghilang dan berubah menjadi kuning tua, pada mentega warna iodium menghilang
dan berubah menjadi kuning, dan pada asam oleat warna iodium menghilang dan
berubah menjadi cokelat.
Dalam uji noda semua sampel menimbulkan noda pada
kertas saring dan setelah dicuci dan dikeringkan kembali ternyata noda masih
terdapat dikertas saring.
BAB VI
KESIMPULAN
Dari hasil pratikum ini, dapat saya simpulkan bahwa:
1. Lipid
atau lemak sangat sungkar untuk larut.
2. Lipid
atau lemak memiliki pH dibawah tujuh atau asam.
3. Lipid
atau lemak meninggalkan bekas atau noda jika hanya dicuci air.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Penuntun
Pratikum Biokimia. Fak. Pertanian. UNIB. Bengkulu.
(Hardiansyah, A. D., dkk. 2010. Identifikasi Lipid. Lab. Fak. MIPA.
Universitas Islam Bandung . Bandung.
Romadi, D. 2010. Makalah Kimia Organik Lemak (Lipid).
http://www.romadi587.wordpress.com/4/. Diakses pada tanggal 1 Juni 2012.
Bengkulu.
PERTANYAAN
1.
Apakah ada perbedaan antara lemak dan minyak?
2.
Pelarut mana yang baik untuk lemak?
3.
Pelarut mana yang baik untuk minyak?
4.
Apa perbedaan alkohol panas dengan alkohol dingin pada
percobaan diatas, mengapa demikian?
5.
Apa bedanya margarin dengan mentega?
6.
Apa yang menyebabkan kertas saring menjadi semi transparan?
7.
Apa beda noda lemak/minyak dengan noda gliserol, mengapa
demikian?
8.
Apa gunanya uji Yod untuk minyak dan lemak?
9.
Reaksi apa yang terjadi pada minyak segar dibandingkan dengan
minyak tengik?
10.
Bagaimana terjadinya perubahan reaksi tersebut pada waktu
minyak atau lemak dibiarkan beberapa lama?
11.
Bandingkan sabun yang terbentuk pada percobaan penyabunan
dengan penambahan KOH dan NaOH, apa bedanya?
JAWABAN
1.
Ada. Karena minyak berbentuk cair dalam suhu ruangan dan
memiliki sedikit ikatan ganda, sedangkan lemak berbentuk padat dalam suhu
ruangan dan banyak memiliki ikatan ganda.
2.
Kloroform, karena baik margarin maupun lemak larut dalam
kloroform.
3.
Alkali encer, karena baik minyak kelapa maupun minyak goreng
larut dalam alkali encer.
4.
Suhu dan kelarutannya, karena jika panas akan cepat
melarutkan.
5.
Margarin berasal dari tumbuhan, sedangkan mentega dari hewan.
6.
Karena lemak menyerap sampai bagian belakang kertas dan
membuatnya semi transparan.
7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar