Selasa, 16 April 2013

IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT



LAPORAN PRATIKUM BIOKIMIA



DISUSUN OLEH:



LABORATORIUM TIP
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Karbohidrat merupakan salah satu senyawa organik biomakromolekul alam yang banyak ditemukan dalam makhluk hidup terutama tanaman. Pada tanaman yang berklorofil, karbohidrat dibentuk melalui reaksi antara karbondioksida dan molekul air dengan bantuan sinar matahari, yang disebut fotosintesis. 
   Karbohidrat merupakan persenyawaan antara karbon, hidrogen, dan oksigen yang terdapat di alam dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris tersebut, maka senyawa ini pernah diduga sebagai ”hidrat dari karbon”, sehingga disebut sebagai karbohidrat. Sejak tahun 1880 telah disadari bahwa gagasan ”hidrat dari karbon” merupakan gagasan yang tidak benar. Hal ini karena ada beberapa senyawa yang mempunyai rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat .

1.2         Tujuan
1.    Mengidentifikasi jenis-jenis karbohidrat yang terdapat dalam tanaman dan buah-buahan.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat merupakan senyawa yang mengandung gugus fungsi keton atau aldehid, dan gugus hidroksi. Ditinjau dari gugus fungsi yang diikat karbohidrat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu aldosa dan kentosa. Aldosa adalah karbohidrat yang mengikat gugus aldehid, contohnya glukosa, galaktosa, ribosa. Dan ketosa adalah karbohidrat yang mengikat gugus keton, contohnya fruktosa (Mustahib, 2011).
Sedangkan jika ditinjau dari hasil hidrolisisnya karbohidrat dapat dibedakan menjadi empat, yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul-molekul karbohidrat yang lebih sederhana lagi. Contohnya glukosa, fruktosa, ribosa, galaktosa. Disakarida adalah  karbohidrat yang terbentuk dari kondensasi 2 molekul monosakarida. Contohnya sukrosa (gula tebu), laktosa (gula susu), dan maltosa (gula pati). Oligosakarida adalah karbohidrat yang jika dihidrolisis akan terurai menghasilkan 3 – 10 monosakarida, misalnya dekstrin dan maltopentosa. Dan polisakarida adalah karbohirdat yang terbentuk dari banyak molekul monosakarida. Contohnya pati (amilum), selulosa, dan glikogen (Mustahib, 2011).
Glukosa dapat diperoleh dari hidrolisis sukrosa (gula tebu) atau pati (amilum). Di alam glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Dalam alam glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun serta mempunyai sifat memutar bidang polarisasi cahaya ke kanan, dapat mereduksi larutan fehling dan membuat larutan merah bata, dapat difermentasi menghasilkan alkohol (etanol), dan dapat mengalami mutarotasi (Mustahib, 2011).
Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai rasa lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff, yaitu larutan resorsinol (1,3 dhidroksi-benzena) dalam asam clorida. Disebut juga sebagai gula buah, dperoleh dari hdrolisis sukrosa; dan mempunyai sifat memutar bidang polarisasi cahaya ke kiri, dapat mereduksi larutan fehling dan membentuk endapan merah bata, dan dapat difermentasi.
Sukrosa atau gula tebu adalah disakarida dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa dibentuk oleh banyak tanaman tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi. Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil yang diperoleh dari reaksi hidrolisis adalah glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang ekuimolekular. Sukrosa bereaks negatif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens.


BAB III
METODEOLOGI

3.1     Bahan dan Alat
A. Bahan
1.        Susu sapi
2.        Glukosa
3.        Fruktosa
4.        Madu lebah
5.        Tepung meizena
6.        Tepung beras
7.        Tepung terigu
8.        Amilum
9.        Asam Sulfat (H2SO4)
10.    Alpha naftol
11.    Kupri sulfat (CuSO4)
12.    NaOH
13.    Larutan fehling
14.    Larutan Benedict

B. Alat
1.    Tabung reaksi
2.    Corong
3.    Penjepit tabung reaksi
4.    Rak tabung reaksi
5.    Gelas ukur
6.    Pipet tetes
7.    Penangas air
8.    Kompor listrik


3.2     Prosedur Kerja
A.  Uji Molisch
1.    Memasukkan 3 ml larutan sampel ke dalam tabung reaksi.
2.    Menambahkan 2 tetes pereaksi molisch.
3.    Menambahkan 3 ml asam sulfat pekat.
4.    Mendiamkannya selama 2 menit.
5.    Mengencerkan larutan tersebut dengan 5 ml aquades.
6.    Mengamati apa perubahan yang terjadi.

B.  Uji Fehling
1.    Mencampurkan 2 tetes sampel dengan 2-3 ml larutan fehling A.
2.    Memanaskannya selama 3-4 menit.
3.    Mengamati endapan yang terjadi.

C.  Uji Benedict
1.    Mencampurkan 5 ml pereaksi benedict dengan 0,04 tetes sampel ke dalam tabung reaksi.
2.    Mendidihkannya selama 2 menit.
3.    Membiarkannya dingin dan melihat endapan yang terjadi.

D.  Hidrosa Sukrosa
1.    Melarutkan 0,5 gram sukrosa ke dalam 6 ml air, kemudian memasukkannya ke dalam 3 buah tabung dengan volume yang sama (beri label 1,2, dan 3).
2.    Menambah 2 ml larutan HCL 3 M ke dalam tabung reaksi 1.
3.    Menambahkan 2 ml air ke dalam tabung reaksi 2 dan 3.
4.    Memanaskan tabung reaksi 1 dan 2 ke dalam penangas air selama 5 menit dan mendinginkannya di dalam suhu kamar.
5.    Menambahkan 3 ml NaOH 3 M ke dalam tabung reaksi 1.
6.    Menambahkan 3 ml air ke dalam tabung reaksi 2 dan 3.
7.    Menambahkan pereaksi benedict ke dalam semua tabung reaksi.
8.    Memanaskan semua tebung reaksi dengan penangas air selama 5 menit. Dan mengamati perubahan yang terjadi.

E.  Hidrosa Sukrosa
1.    Memasukan 2 ml larutan pati ke dalam 2 tabung reaksi (beri label 1 dan 2).
2.    Menambahkan 2 ml larutan HCl 3 M ke dalam tabung reaksi 1.
3.    Menambahkan 2 ml air ke dalam tabung reaksi 2.
4.    Memanaskan kedua tabung di atas penangas air selama 5 menit, dan mendinginkannya sampai suhu kamar.
5.    Menambahkan 3 ml larutan NaOH 3 M ke dalam tabung reaksi 1.
6.    Menambahkan 3 ml air ke dalam tabung reaksi 2.
7.    Memasukkan 5 ml pereaksi benedict ke dalam dua tabung reaksi tersebut dan mengamati perubahan yang terjadi.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1         Hasil
No.
Bahan/Sampel
Warna yang Terbentuk
Uji Molisch
Uji Fehling
1.
Glukosa
Positif
Positif
2.
Fruktosa
Positif
Positif
3.
Sukrosa
Negatif
Positif
4.
Susu Sapi
Negatif
Positif
5.
Madu Lebah
Positif
Positif
6.
Tepung Meizena
Positif
Positif
7.
Tepung Beras
Positif
Positif
8.
Tepung Terigu
Positif
Positif
9.
Amilum
Positif
-

No.
Bahan/Sampel
Hasil Pengamatan
Tabung Reaksi 1
Tabung Reaksi 2
Tabung Reaksi 3
1.
Sukrosa
Biru + Endapan
Biru
Biru
2.
Pati
Biru + Endapan
Biru + Endapan
-


1.2         Pembahasan
Dalam uji fehling medapat hasil warna sebagai berikut: glukosa berwarna positif, fruktosa berwarna positif, sukrosa berwarna negatif, susu sapi berwarna negatif, madu lebah berwarna positif, tepung meizena berwarna positif, tepung beras berwarna positif, tepung terigu berwarna positif, dan amilum berwarna positif.
Terjadi kesalahan dalam hasil warna sukrosa dan susu sapi yang seharusnya menghasilkan warna positif. Kemungkinan terjadi kesalahan pada saat percobaan atau sampel yang dipakai sudah rusak.
Dalam uji fehling mendapatkan hasil warna sebagai berikut: glukosa berwarna positif, fruktosa berwarna positif, sukrosa berwarna positif, susu sapi berwarna positif, madu lebah berwarna positif, tepung meizena berwarna positif, tepung beras berwarna positif, dan tepung terigu berwarna positif
Dan dalam hasil uji pengamatan sukrosa dan pati, semua sampel baik sukrosa (tabung reaksi 1, 2, dan 3) dan pati (tabung reaksi 1 dan 2) menunjukkan hasil pengamatan positif dengan warna biru dan terdapat endapan.

BAB VI
KESIMPULAN
                                                                                         
Dari hasil pratikum ini, dapat saya simpulkan bahwa:
1.    Semua sampel termasuk karbohidrat.
2.    Glukosa, fruktosa, sukrosa, dan madu lebah termasuk karbohidrat monosakarida atau oligosakarida.
3.    Susu sapi, tepung meizena, tepung beras, tepung terigu termasuk karbohidrat polisakarida.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Penuntun Pratikum Biokimia. Fak. Pertanian. UNIB. Bengkulu.
Mustahib. 2011. Karbohidrat dan Uji Karbohidrat. http://biologi.blogsome.com/2011/02/07/karbohidrat-dan-uji-karbohidrat/index.html. diakses pada tanggal 26 Mei 2012. Bengkulu.


PERTANYAAN

1.        Apakah ada perbedaan warna hasil pengujian yang terjadi? Apa sebabnya?
2.        Mengapa uji Molish disebut uji yang bukan spesifik untuk karbohidrat?
3.        Untuk larutan karbohidrat yang diperiksa, jika terlalu pekat apakah perlu diencerkan?

JAWABAN

1.        Tidak ada, semua sampel menunjukkan warna yang sama.
2.        Karena uji molish hanya bisa menunjukkan sampel termasuk karbohidrat atau bukan, tetapi tidak bisa menunjukkan sampel karbohidrat apa.
3.        Iya perlu diencerkan agar hasil pengamatan dan pratikum jadi lebih mudah.

JURUSAN PETERNAKAN


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN PETERNAKAN
Jl.  WR Supartaman Kandang Limun Bengkulu Kode Pos 28371A
Telp 90736) 21290, 21170, xt 206, 226 Faksimile 0736-21290


PENGUMUMAN

Kepada mahasiswa Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian yang akan wisuda Desember 2012 dan seterusnya, sebagaimana menurut peraturan yang berlaku, agar menulis naskah seminar hasil penelitian dengan mengikuti format dan sistematika sebagai berikut:

FORMAT:
Makalah ditulis menggunakan kertas A4, jenis fonta Times New Roman, ukuran fonta  12 pt, margin kiri, kanan atas, dan bawah masing-masing 2,5 cm. Ditulis dalam spasi tunggal dan jumlah halaman seluruhnya tidak lebih dari 10 halaman.


SISTEMATIKA:
1.            JUDUL ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (jika artikel berbahasa Indonesia, dan jika naskah dalam bahasa Inggris maka tidak perlu judul bahasa Indonesia), jumlah kata tidak melebihi dari 15 (lima belas) kata. Nama penulis dan alamat, termasuk email penulis ditulis dibawah judul.
2.            ABSTRACT, ditulis dalam bahasa Inggris, singkat dan padat serta dibawahnya dituliskan Key words atau Kata kunci tidak lebih dari 5 (lima) kata. Jumlah kata dalam Abstract tidak lebih dari 200  kata. Di bawah abstract terdapat key word maksimal 5 buah yang ditulis berurutan alfabetis.
3.            ABSTRAK, ditulis dalam bahasa Indonesia, singkat dan padat serta di bawahnya ditulis kata kunci. Jumlah kata dalam Abstract tidak lebih dari 200  kata. Di bawah Abstrak terdapat kata kunci maksimal 5 buah yang ditulis berurutan alfabetis.
4.            PENDAHULUAN, memuat latar belakang penelitian berdasarkan bahan pustaka yang relevan, tujuan dan hipotesis penelitian (hipotesis tidak diperlukan dalam telaah/ tinjauan pustaka).
5.            MATERI  DAN  METODE, memuat materi dan metode penelitian yang digunakan dalam kajian secara  rinci dan singkat serta  analisis statistik  yang digunakan.
6.            HASIL DAN PEMBAHASAN, memuat hasil penelitian yang berupa ulasan, tabel atau grafik. Pembahasan memuat diskusi hasil penelitian yang dirujuk dengan bahan pustaka yang relevan dan telah termuat dalam pendahuluan.
7.            SIMPULAN, memuat kesimpulan atas hasil dan pembahasan secara singkat dan padat dan tidak boleh lebih dari satu alenia.
8.            SARAN, memuat saran - saran  atau masukan   yang perlu disampaikan  berdasarkan penelitian yang  telah dilakukan.
9.            DAFTAR PUSTAKA, disusun dengan memuat nama penulis berdasarkan abjad, tahun, judul, Penerbit, Kota, halaman, tanpa nomor urut. Memuat minimal 10% jurnal ilmiah.