Jumat, 11 Februari 2011

penetasan


Semi Otomatis



Spesifikasi :
- Baru! Tipe setter 4 tingkat & hatcher 1 tingkat dengan bak pelembab extra untuk rak telur hatcher, kapasitas 192 telur   bebek/280 telur ayam buras (posisi telur berdiri).
- Pemutaran telur semi otomatis dengan handel pemutar
- Pemanas lampu pijar 2×40 / 2×60 watt.
- Pengatur suhu thermostat tipe wafer yang sensitif.
- Sirkulasi udara sistem forced air dengan fan 2×12 volt
- Baru! Built in teropong telur
- Baru! Bahan box MDF tahan air dengan pelapis full epoxy enamel.
- Bahan rak telur full aluminium.
- Dengan pelat pemanas darurat saat listrik mati.
- Kelengkapan : Bak air, thermometer air raksa, buku panduan, kaki.
- Dimensi : 45x38x65 (pxlxt) cm, bobot 10 kg.
- Masa produksi : 4-5 hari.
Harga : Rp. 850.000,-
HP/SMS :





Spesifikasi :
- Baru! Tipe setter 2 tingkat & hatcher 1 tingkat dengan bak pelembab extra untuk rak telur hatcher, kapasitas 96 telur bebek / 140 telur ayam buras (posisi telur berdiri).
- Pemutaran telur semi otomatis dengan handel pemutar
- Pemanas lampu pijar 2×40 watt.
- Pengatur suhu thermostat tipe wafer yang sensitif.
- Sirkulasi udara sistem forced air dengan fan 2×12 volt
- Baru! Built in teropong telur
- Baru! Bahan box MDF tahan air dengan pelapis full epoxy enamel.
- Bahan rak telur full aluminium.
- Dengan pelat pemanas darurat saat listrik mati.
- Kelengkapan : Bak air, thermometer air raksa, buku panduan, kaki.
- Dimensi : 45x38x47 (pxlxt) cm, bobot 7 kg.
- Masa produksi : 4-5 hari.
Harga : Rp. 550.000,-
HP / SMS :

MINORCA R-50 >>harga ekonomis : Rp. 200.000,- ( termurah di Indonesia! )
Spesifikasi :
- Tipe still air, kapasitas 45 – 55 telur ayam buras, posisi telur berdiri.
- Pemutaran telur semi otomatis dengan handel pemutar.
- Pemanas lampu pijar 2×5 Watt 220V.
- Pengatur suhu thermostat tipe wafer yang sensitif.
- Bahan box MDF tahan air + laminasi PVC.
- Bahan rak telur full aluminium.
- Dengan pelat pemanas darurat saat listrik mati.
- Kelengkapan : Bak air, thermometer stick, buku panduan, kaki.
- Dimensi : 44x24x28 (pxlxt) cm, bobot 5 kg.
- Masa produksi : 2-3 hari.
Harga : Rp. 200.000,-
HP/SMS :

MINORCA R-30 >>Harga ekonomis : Rp. 170.000,- ( Termurah di Indonesia! )
Spesifikasi :
- Tipe still air, kapasitas 24 – 32 telur ayam buras, posisi telur berdiri.
- Pemutaran telur semi otomatis dengan handel pemutar.
- Pemanas lampu pijar 2×5 Watt 220V.
- Pengatur suhu thermostat tipe wafer yang sensitif.
- Bahan box MDF tahan air + laminasi PVC.
- Bahan rak telur full aluminium.
- Dengan pelat pemanas darurat saat listrik mati.
- Kelengkapan : Bak air, thermometer stick, buku panduan, kaki.
- Dimensi : 32x19x27 (pxlxt) cm, bobot 3,5 kg.
- Masa produksi : 2-3 hari.
Harga : Rp. 170.000,-
HP/SMS :
KETERANGAN
Still air : sirkulasi udara alami, hanya mengandalkan perpindahan udara berdasarkan perbedaan suhu
Forced air : sirkulasi udara paksa dengan kipas elektrik, menghasilkan sirkulasi panas dan oksigen yang lebih merata ke semua sudut.
Semi otomatis : pemutaran telur secara serentak hanya dengan satu gerakan, dengan cara memutar rak telurnya bukan pada telurnya langsung, sehingga dengan satu gerakan, semua telur akan berubah sudut inklinasinya.
Thermostat : Alat pengatur suhu otomatis menggunakan komponen sensor panas jenis wafer dan saklar untuk mematikan dan menghidupkan pemanas, terdiri dari 2 komponen penting yaitu kapsul / sensor panas dan miscroswitch / pemutus arus listrik.
MDF : Medium density fiberboard atau papan panel dari serbuk kayu yang dipress dengan tekanan tinggi. MDF lebih unggul daripada bahan multipleks / particle board yang banyak digunakan mesin tetas merk lain karena lebih padat dan kuat. MDF telah diberi lapisan baru berupa epoxy enamel, sehingga lebih tahan lama.
Epoxy Enamel : Cat pelapis berbahan dasar epoxy enamel yang diaplikasikan dengan penyemprotan / spray pada permukaan MDF, menghasilkan lapisan yang keras, tahan air, mudah dibersihkan dan lebih higienis.
GALERI MINORCA






Teknik Pengaturan Suhu yang tepat

Suhu yang tepat adalah merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan daya tetas setinggi mungkin.  Pengaturan suhu pada mesin tetas berlangsung secara otomatis menggunakan alat yang disebut thermostat. Pada umumnya mesin tetas menggunakan thermostat elektro-mekanikal dengan sensor pemanas (kapsul) tipe wafer. Sensor ini berupa dua keping pelat berongga berbahan kuningan dan diisi dengan eter, yang akan mengembang jika panas bertambah dan mengerut jika panas berkurang, dan menghasilkan gerakan yang mengaktifkan saklar mikro (microswitch). Kemudian microswitch inilah yang akan mematikan dan menghidupkan pemanas (lampu atau nikelin). Dengan demikian panas dalam mesin tetas akan naik dan turun dalam kisaran tertentu, namun tidak boleh melebihi 1o C. Misalnya jika suhu terendah (saat pemanas mati) adalah 38oC maka suhu tertinggi (saat pemanas hidup) maksimum 39oC.
Pengaturan suhu mesin tetas sebenarnya cukup mudah, namun pada prakteknya seringkali terkesan sulit karena umumnya orang tidak tahu (atau tidak mau tahu?) cara kerjanya. Karena itu, untuk pengguna baru sangat disarankan untuk memahami cara kerjanya dan melakukan percobaan2 terlebih dahulu.
Pengaturan suhu juga sangat bergantung pada ketepatan kita membaca termometer. Untuk itu letakkan termometer di tengah2 telur untuk pembacaan paling akurat. Prinsip utama pembacaan suhu adalah memonitor suhu pada termometer pada saat lampu pemanas mati atau hidup. Inilah keuntungan mesin tetas yang menggunakan pemanas lampu pijar seperti pada Minorca karena sangat mudah mengetahui batas suhu terendah dan suhu tertinggi. Seperti diketahui suhu akan turun jika pemanas mati dan akan naik jika pemanas hidup. Namun demikian, pembacaan suhu hanya dapat dilakukan saat lampu pemanas hidup karena pandangan ke dalam mesin tetas akan lebih terang.
Sebelumnya, masukkan bak yang telah diisi air dan hidupkan mesin tetas dan biarkan selama 1-2 jam. Kemudian, untuk membaca suhu tertinggi, pandanglah skala pada termometer terus menerus hingga lampu padam, sesaat setelah lampu padam itulah yang menunjukkan suhu tertinggi. Sedangkan untuk membaca suhu terendah, tunggu hingga lampu hidup lagi. Sesaat setelah lampu hidup, baca skala pada termometer, maka itulah suhu terendah.
Jika suhu terendah menunjukkan angka lebih kurang 38oC dan suhu tertinggi adalah 38,5 – 39oC, maka pengaturan suhu telah tepat. Namun jika suhu terendah kurang dari 38oC dan suhu tertinggi lebih dari 39oC, maka lakukan pengaturan kembali dengan memutar baut pengatur 1/4 – 1/2 putaran. Namun demikian, mengingat pembacaan suhu yang tidak mungkin akurat 100%, maka penyimpangan +/- 0,5oC masih dapat ditoleransi.

Menetaskan Telur Bebek
Diposting oleh : ANGGA PUTRA  SINAGA TEA
PTR 09 UNIB





    Dalam menetaskan telur, ada dua cara yaitu penetasan secara alami dan penetasan secara buatan. Penetasan secara alami yaitu dengan menggunakan induknya / jenis unggas lain dan penetasan secara buatan yaitu dengan menggunakan alat penetasan atau mesin tetas dan sering pula di sebut sebagai incubator. Untuk menetaskan telur unggas pada umumnya cara cara dengan mesin tetas hampir sama, hanya waktu yang diperlukan untuk menetaskan telur itik / bebek lebih lama (  28 hari )

    Banyak sekali faktor penunjang yang saling berhubungan untuk dapat menetaskan telur itik  untuk memperoleh daya tetas yang baik. Diantaranya

Mesin Tetas ( incubator ) Sekarang ini  jenis mesin tetas yang bisa digunakan oleh para penetas telur (breeder) tergolong menjadi dua tipe/ jenis, yang pertama dengan mesin tetas sederhana dan yang kedua dengan mesin tetas modern. Pada dasarnya daya tetas menetaskan telur dengan mesin sederhana ataupun dengan mesin modern dapat  memperoleh daya tetas yang sama.

    Kunci sukses menetaskan justru berada pada si pengendali mesin ( operator ),  bukan pada jenis mesin yang digunakan untuk menetaskan.

Mesin tetas sederhana pada umumnya mempunyai ciri -  ciri :

-       Sumber panas mengunakan lampu listrik , lampu  minyak , dll

-       Pengatur suhu menggunakan thermostat sederhana

-       Pengatur kelembapan udara dengan menempatkan bak atau baki yang berisi air di bawah rak telur dan sesekali penyemprotan air kepada telur

-       Pembalikan telur menggunakan tangan

-       Incubator / tempat menaruh telur terbuat dari kayu dan triplek tipis.

-       Pengaturan ventilasi udara di dalamnya sangat tergantung kepada keadaan lingkungan sekitar. Udara keluar masuk hanya melalui  lubang ventilasi yang dibuat sedemikian rupa tanpa alat / kipas yang membantu kelancaran pertukaran udara



-       Setter dan Hatcher menjadi satu, artinya selama pengeraman telur sampai menetas ditempatkan pada tempat yang sama.



Mesin tetas modern pada umumnya mempunyai ciri – ciri :

-       Sumber panas dari listrik dengan menggunakan elemen terbuat dari besi dan ada juga yang menggunakan elemen kawat nikelin

-       Pengatur suhu menggunakan thermostat digital untuk menentukan suhu yang diinginkan.



-       Kelembapan menggunakan air yang diuapkan pada kisaran suhu tertentu untuk memperoleh kelembapan yang diinginkan dan di baca oleh hygrometer (pengukur kelembapan).



-       Pembalikan  rak telur didalam incubator dapat diatur secara otomatis menggunakan motor penggerak putaran rendah dengan  posisi rak telur 45 derajat miring kekiri ataupun ke kanan yang waktu pembalikannya di atur oleh timer (pengatur waktu )



-       Bahan terbuat dari kayu tebal atau besi tebal, sehingga tidak terpengaruh oleh kondisi lingkungan sekitar.



-       Pengaturan ventilasi udara di dalamnya digerakan oleh kipas sehingga suhu udara dapat menyebar dengan baik dan udara kotor dalam mesin tetas dapat segera berganti dengan cepat.



-       Setter dan Hacther dipisahkan, artinya tempat pengeraman telur itik dari umur 1 hari sampai dengan 25 hari berbeda tempatnya dengan tempat persiapan untuk menetas.

Telur tetas : Untuk memperoleh telur tetas yang baik, hal yang perlu diperhatikan :



-       Kondisi induk itik / bebek ( sehat ) , umur induk ( di atas umur 8 bln ) dan umur jantan tidak kurang dari 1 tahun dan tidak lebih 2.5 tahun, status gizi induk (pakan yang berkualitas ), perbandingan jantan dan betina. ( 1 : 10 ).



-       Kodisi telur berdasarkan bentuk  telur ( keadaan normal ), berat telur, kualitas kulit telur ( sedang, artinya tidak tebal ataupun tidak tipis ),  warna kulit telur ( cerah ), dan kebersihan telur.



-       Umur telur yang paling baik untuk  ditetaskan tidak lebih dari 5 hari Operasional Penetasan



-       Fumigasi mesin tetas ( untuk mencegah timbulnya penyakit menular ) hal pertama yang harus dilakukan sebelum memulai penetasan ,mesin tetas di sucihamakan terlebih dahulu dengan menggunakan disinnfectan  yang banyak di jual di pasaran sesuai anjuran yang disarankan

-       Mengatur temperatur / suhu mesin tetas  38oC (salah satu faktor yang sangat penting )



Untuk mesin tetas yang sirkulasi udaranya digerakkan dengan kipas sebaiknya



             *. umur telur 1 – 24 hari 38oC  ( 99oF – 101oF )



             *  umur telur 25 – 28 hari sebaiknya  di turunkan 1 s/d 2oF

-       Mengatur kelembapan ,  yang baik dalam mesin tetas dari hari ke 1 sampai hari ke 25 yaitu antara 55% – 65% setelah hari ke 25 kelembapan sebaiknya dinaikan menjadi 75%. Pada  mesin tetas sederhana untuk mengatur kelembapan dengan cara menaruh bak / baki yang diisi air di bawah rak telur dan untuk menambah kelembapan dengan menyemrot telur dengan air secukupnya setelah itu diangin anginkan,  dilakukan setiap beberapa kali ( 2 – 3 kali ) dalam satu hari  pada saat pembalikan telur.



Cara yang paling baik untuk mengetahui kebutuhan kelembapan telur sudah atau belum terpenuhi, dengan memperhatikan perkembangan rongga udara pada telur, contoh seperti gambar di bawah ini

-       Candling ( memeriksa perkembangan telur  dengan cara meneropong telur  menggunakan cahaya lampu.  



Pemeriksaan pertama         :  pada hari ke 4



Pemeriksaan kedua            :  pada hari ke 10



Pemeriksaan ketiga             :  pada hari ke 20



Telur yang kosong atau mati harus segera di singkirkan.   



-       Posisi telur  dan pembalikan



·         Pada  Mesin modern pada hari ke 1 s/d hari ke 25 ( setter ) dilakukan pembalikan rak telur setiap 4 jam atau 6 kali dalam satu hari dengan posisi pada telur  bagian tumpul ( yang berisi rongga udara ) diletakan sebelah atas dengan kemiringan posisi 45 derajat ke kiri atau ke kanan .  Setelah hari ke 25  telur tidak dibalik  dan dipindahkan ke rak  penetasan (hatcher)



·         Pada Mesin tetas sederhana biasanya sebagian penetas ada yang menempatkan telur dengan posisi tergeletak ( tiduran ) dan ada juga penetas yang menempatkan telur dalam mesin dengan posisi berdiri miring 45 derajat dengan bagian tumpul diatas.telur dan ditempatkan pada rak yang sama dari proses awal sampai akhir penetasan.



·         Pembalikan telur pada mesin tetas sederhana :



-       Pada hari ke 2 s/d hari ke 25 pembalikan telur dilakukan 3 kali sehari., telur juga perlu di angin anginkan selama 5 – 10 menit, waktu pelaksaan pembalikan telur ini dapat bersamaan dengan pembasahan ( telur disemprot air secukupnya ) biarkan pintu mesin tetas terbuka sebentar untuk mengangin -  anginkan telur.



-       Setelah hari ke 25 atau pada tiga hari terakhir menjelang penetasan sebaiknya telur tidak perlu di balik / di putar. kelembapan perlu dinaikan sedikit untuk membantu proses retaknya cangkang (pipping ).